Kamis, 23 September 2021

TAKDIR DAN ASURANSI MENURUT IR. MUHAMMAD SYAKIR SULA, AAIJ, FIIS

Muhammad Syakir Sula merupakan putra kelahiran Palopo, Sulawesi Selatan, pada 12 Februari 1964. Setamat dari pendidikan dasar sampai menengah di Palopo, ia melanjutkan pendidikan di Fakultas Pertanian, Jurusan Sosial Ekonomi, Universitas Padjadjaran. Di sana ia bersama rekan-rekannya mendirikan Pesantren Mahasiswa Fi Dzilal Al-Qur’an di kampus Jatinangor, Jawa Barat.

Beliau pernah menjabat sebagai Direktur Pemasaran Takaful Group. Saat ini, selain bekerja sebagai praktisi ekonomi syariah, beliau juga aktif di sejumlah organisasi ekonomi Islam seperti Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah (PKES), dan lain-lain. 

Berikut pendapat Ir. Muhammad Syakir Sula, AAIJ, FIIS, terkait takdir dan asuransi, merujuk pada pernyataan beliau lewat sebuah tayangan pada kanal YouTube Masyarakat Ekonomi Syariah  :

“Ada yang mengatakan asuransi itu bertentangan dengan takdir. Pandangan itu keliru. Justru dengan berasuransi, kita bersiap untuk menghadapi kalau-kalau takdir datang menimpa kita. Suatu ketika ada seorang sahabat datang bertamu kepada Rasulullah. Setelah duduk, Nabi bilang, “Onta kamu mana ?” Kata sahabat ini, “Ada di luar ya Rasulullah, saya lepas begitu saja. Ittaqullah. Insya Alah tidak akan hilang. Kata Nabi, “Ambil dulu ontamu, ikat talinya, setelah itu baru tawakkal kepada Allah.”

"Ketika kita jalan bawa kendaraan, motor, atau mobil, kita parkir di tempat parkir, kemudian masuk ke gedung. Kata security, “Pak, pak. Itu mobilnya kok ngga dikunci ?” “Alah, saya percaya saja lah, tawakal 'alallah, insyaAllah ngga hilang.” Kemudian kita masuk ke gedung. Setelah keluar beberapa saat kemudian ternyata mobil itu hilang. Allah mengatakan, “Yaa ayyuhalladziena amanuttaqullaah wal tandzur nafsun maa qaddamat lighad.” Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah. Bikinlah perencanaan-perencanaan untuk hari esok. Jadi kita lakukan ikhtiar lebih dahulu baru tawakkal kepada Allah. Kita lakukan ikhtiar kalau-kalau takdir menimpa kita. Takdir sakit. Takdir tiba-tiba keluarga kita masuk rumah sakit karena kanker, kena penyakit jantung, yang biayanya sangat besar. Kita tidak punya kemampuan untuk itu. Nah di sinilah mekanisme asuransi yang membantu kita untuk mengatasi risiko finansial karena kedatangan takdir. Tetapi asuransinya harus menggunakan asuransi syariah yang halalan thoyibah. Halal dan thoyib. Thoyib artinya baik." 

Dari sini dapat disimpulkan bahwa menurut Ir. Muhammad Syakir Sula, AAIJ, FIIS, asuransi itu bukan melawan takdir namun justru bersiap-siap kalau-kalau takdir menimpa kita. Namun demikian, asuransinya harus asuransi syariah yang halalan thoyibah.

 

Ad Placement